Label

Minggu, 03 Februari 2013

Makalah Shalat Sunah


Bab I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Setiap ummat muslim diwajibkan untuk mendirikan sholat, karena sholat merupakan tiang agama. Tiang penopang yang akan menentukan berdiri atau tidaknya agama dalam diri masing – masing ummat muslim.
Sholat terbagi menjadi dua macam, yang pertama sholat wajib yakni sholat yang diwajibkan bagi setiap muslim untuk mendirikannya. Yang kedua sholat sunnah yakni sholat yang hukumnya sunnah.
Sholat sunnah dapat dikerjakan berjamaah maupun munfarid dan terbagi dalam dua macam yakni sholat sunnah mu’akat dan ghairu mu’akad. Mu’akad artinya dianjurkan, jadi sholat sunnah itu ada yang dianjurkan untuk ummat muslim melaksanakannya, ada juga sholat sunnah yang tidak dianjurkan melaksanakannya, tapi sebagaimana hukumnya sunnah bila dikerjakan berpahala ditinggalkan tidak apa-apa.
Walau demikian kita sebagai ummat muslim tentu ingin meningkatkan amalan ibadah dan ketakwaan kita.  Dengan semakin banyak kita mengerjakan sholat sunnah tanpa melihat itu dianjurkan atau tidaknya akan menambah amalan di luar kewajiban sholat lima waktu yaitu satu kebaikan dalam bentuk sholat yang bukan merupakan keharusan tetapi bernilai ibadah, yang dilakukan dengan ihklas dan kerelaan hati.
       Dalam riwayat Imam Muslim yang bersumber dari sahabat Rabi’ah bin Ka’ab Al Aslamiy ra. Juga diterangkan bahwa Rasulullah SAW telah bersaabda yang artinya :
“Saya pernah bermalam bersama Rasulullah SAW. Saya mendatangi beliau sambil berkata kepadaku,”Mohonlah Saya berkata, “Saya memohon kepada engkau untuk dapat menyertai engkau (ya Rasulullah) di surga”. Beliau bersabda, “Ada lagi yang lain?” Saya menjawab, “Cukup itu saja”. Sabdanya, “Tolonglah aku agar permohonanmu terkabul dengan jalan kamu melakukan banyak sujud (sholat)” 
Sholat sunnah disariatkan untuk menyempurnakan sholat fardu. Karena sholat adalah amal ibadah penentu dari amal ibadah yang lain dihadapan Allah SWT nanti, Rasulullah SAW pernah bersabda:
“AWWALU MAA YUHAASABU `ALAIHIL `ABDU YAUMAL QIYAAMATI ASH SHALAATU FA IN SHALUHAT SHALUHA SAAIRU `AMALIHI WA IN FASADA SAA-IRU `AMALIHII”
Artinya :
“Awal mula amalan yang yang dihisap atas seorang hampa pada hari kiamat nanti adalah sholat, maka apabila sholat itu baiklah seluruh amalannya, dan apabila Sholat itu jelek, maka jelek pulalah seluruh amalannya.” (Hadits riwayat Imam Thabrani)
       Keutamaan sholat sunnah secara singkat adalah untuk menambah tabungan amal nanti di akhirat serta menambah kebaikan bagi diri si pelakunya. Karena dengan senantiasa mengerjakan ibadah-ibadah yang sunnah maka dengan sendirinya  ibadah yang fardu pun akan terlaksana dengan baik.
1.2  Rumusan Masalah

1.       Apakah yang dimaksud dengan sholat sunnah?
2.       Apa dalil yang mendasari pelaksanaan sholat sunnah?
3. Apakahsajakah yang termasuk dalam klasifikasi sholat sunnah berjamaah, beserta karakteristik nya?
4. Apasajakah yang termasuk kedalam klasifikasi sholat sunnah munfarid, beserta karakteristiknya?

1.3  Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah supaya ummat muslim dapat mengetahui bagaimanakah atau apa yang dimaksud dengan sholat sunnah dan apa saja kegunaan dari sholat sunnah tersebut, sehingga kita bisa mengetahui, mengamalkan, serta membentuk pribadi muslim yang sempurna.






Bab II
Pembahasan

2.1 PENGERTIAN SHALAT SUNAH

Salat sunah atau salat nawafil (jamak: nafilah) adalah salat yang dianjurkan untuk dilaksanakan namun tidak diwajibkan sehingga tidak berdosa bila ditinggalkan dengan kata lain apabila dilakukan dengan baik dan benar serta penuh ke ikhlasan akan tampak hikmahdan rahmat dari Allah SWT yang begitu indah. Salat sunah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:
ü  Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witr dan salat sunah thawaf.






ü Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).

2.2 DALIL YANG MENDASARI PELAKSANAAN SHOLAT SUNNAH

Dasar pelaksanaan sholat sunnah sangat kuat dan mendasar. Sholat sunnah didasari oleh hadis dan sunah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Jadi sholat sunnah itu bukan sholat yang hanya dibuat – buat tapi sholat yang berdasArkan pada dalil – dalil naqli.
Dalil tersebut yang kemudian dijabarkan oleh para ulama dan umara untuk disampaikan pada seluruh ummat muslim, baik itu jenis maupun tata cara pelaksanaannya yang sesuai dengan hadis dan sunnah.
Sebagimana yang telah diterangkan oleh Allah SWT di dalam hadis QudsiNya yang artinya : “ Hambaku senantiasa mendekatkan diri kepada Ku dengan melakukan hal-hal yang sunnah, sehingga Aku menyenangi dan mencintainya. Karenanya Akulah yang menjadi mendengarnya yang dengannya ia mendengar; Akulah yang menjadi penglihatannya dengan ia melihat, Aku menjadi lidahnya dengannya ia berkata; dan Aku menjadi akalnya yang dengannya ia berfikir. Apabila ia meminta sesuatu kepadaKu, niscaya Aku menolongnya. Ibadah yang dilakukannya kepadaKu yang paling aku senangi adalah menunaikan kewajibannya dengan sebaik-baiknya untukKu”. (HR. Imam Thabrani)

Di antara rahmat Allah SWT kepada hambanya adalah bahwa Allah SWT mensyari'atkan bagi setiap kewajiban, sunnah yang sejenis; agar orang mukmin bertambah imannya dengan melakukan yang sunnah, dan menyempurnakan yang wajib pada hari kiamat, karena kewajiban-kewajiban mungkin ada yang kurang. Anjuran untuk melaksanakan sholat sunnah, antara lain berdasarkan hadits dari Rabi’ah bin Malik yang mengatakan bahwa Rasullah memerintahkan kepada saya, dengan sabdanya:
 “Bermohonlah, maka saya menjawab: “Saya mohon kepadamu agar  saya dapat menemanimu di surga”. Kemudian beliau bersabda:“Adakah selain itu?” Saya menjawab: “Ya, hanya itu”. Beliaubersabda lagi: “Maka bantulah saya, agar berhasil permohonan itudengan membanyakkan sujud (salat sunat)”.
Dari Ummu Aabibah. RA isteri nabi SAW beliau berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “tidaklah seorang hamba muslim shalat sunnah bukan fardhu untuk Allah setiap hari dua belas rakaat, kecuali Allah membangunkan baginya rumah di surga, atau kecuali dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Muslim).
Dari Ibnu Umar.RA berkata: "Aku shalat bersama Rasulullah SAW sebelum dhuhur dua rakaat, dan setelahnya dua rakaat, setelah maghrib dua rakaat, setelah shalat isya' dua rakaat, setelah shalat jum'at dua rakaat, adapun shalat maghrib, isya', dan jum'at, maka aku shalat bersama nabi rdi rumahnya.” (muttafaq alaih)

2.3 SHALAT SUNAH BERJAMAAH

Shalat sunah berjamaah adalah salat sunah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama. Salah seorang bertindak sebagai imam dan lainnya menjadi makmum.


1.     SHALAT IDAIN

Ø PENGERTIAN  
Shalat Id adalah shalat yang dilakukan pada waktu hari raya, karena dalam tradisi Islam terdapat dua hari raya, yakni Idul Fitri dan Idul Adha maka dalam satu tahun terdapat dua shalat Id. Shalat hari raya berjumlah dua rakaat, dan sunah dengan berjamaah, serta dikerjakan sebelum khutbah. Akan tetapi, bagi orang yang mengerjakan ibadah haji disunahkan mengerjakannya tanpa berjamaah. Bagi orang yang mengerjakannya tanpa berjamaah tidak disunahkan melakukan khutbah setelahnya.

Ø HUKUM SHALAT ‘IDUL FITRI DAN ‘IDUL ADHA
Mengerjakan shalat ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha (‘idain) berhukum sunah muakkad.

Ø DALIL
Firman Allah swt.:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَر. (الكوثر:3)
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah.” (QS. Al Kautsar: 3)
Hadits Nabi Muhammad saw.:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يُصَلُّونَ الْعِيدَيْنِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ   (متفق عليه)
“Rasulullah saw., Abu Bakar, Umar melakukan shalat dua hari raya sebelum khutbah dilaksanakan.” (Muttafaq ‘Alaih)

Ø  WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan shalat hari raya dimulai saat matahari terbit sampai dengan tergelincir, dan yang paling utama adalah mengerjakannya ketika matahari sudah naik kira-kira satu tombak dalam pandangan mata.
Ø  TEMPAT PELAKSANAAN
Tempat pelaksanaan shalat ‘ied lebih utama (lebih afdhol) dilakukan di tanah lapang, kecuali jika ada udzur seperti hujan. Abu Sa’id Al Khudri mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى
“Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha menuju tanah lapang.”[9]

Ø  KESUNAHAN DI HARI RAYA
1.      Melantunkan takbir
Kesunahan ini dimulai sejak terbenamnya matahari hari raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha, dan berakhir ketika imam memulai shalat ‘id. Hanya saja, pada hari raya ‘Idul Adha tetap disunahkan melantunkannya setiap selesai mengerjakan shalat fardlu, shalat rawatib, shalat sunah mutlak, dan shalat janazah. Kesunahan ini berlangsung sampai waktu Ashar tanggal 13 Dzulhijjah.
Adapun bacaan takbir yang dimaksud adalah:
اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ، وَاللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كبيراً وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً  وَأَصِيْلاً، لاَ إِلٰهَ إِلا اللهُ وَحْدَهْ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ،
لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَِللهِ الْحَمْد

 
Catatan:
a.         Takbir yang disunahkan pada setiap selesai shalat disebut takbir muqayyad.
b.         Takbir yang disunahkan tidak pada setiap shalat disebut takbir mursal.


2.      Mandi dengan niat untuk melaksanakan shalat hari raya:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِعِيْدِ الْفِطْرِ / اْلأَضْحٰى سُنَّةً ِللهِ تَعَالٰى .
3.      Berangkat pagi-pagi, kecuali bagi imam disunahkan berangkat ketika shalat hendak dilaksanakan.
4.   Berhias diri dengan memakai parfum, pakaian yang bagus, memotong kuku, serta menghilangkan bau yang tidak sedap.
5.    Menempuh jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.
6.    Makan terlebih dahulu sebelum berangkat shalat ‘Idul Fitri, sedangkan pada ‘Idul Adha, sunah melakukan shalat terlebih dahulu.
7.    Tahniah (ungkapan suka cita) atas datangnya hari raya disertai dengan berjabat tangan. Seperti lafadh:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْك
8.   Menjawab ucapan suka cita (tahni’ah) dengan bacaan:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنْكُمْ، أَحْيَاكُمُ اللهُ ِلأَمْثَالِهِ، كُلَّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ.
Ø  PELAKSANAAN SHALAT DAN KHUTBAH
       1.  Ketika imam sampai di masjid, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-aba dimulainya shalat, yakni dengan lafadh:
صَلُّوْا سُنَّةً لِعِيْدِ اْلفِطْرِ / اْلأَضْحٰى رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ.
        2.  Imam segera menuju mihrab (tempat imam), lalu niat shalat disertai takbiratul ihram. Niatnya adalah:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ الْفِطْرِ / اْلأَضْحٰى رَكْعَتَيْنِِ ِللهِ تَعَالٰى.
3.  Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan membaca do’a iftitah, kemudian melakukan takbir sebanyak tujuh kali pada raka’at pertama, dan lima kali pada raka’at kedua. Lalu, membaca tasbih di sela-sela takbir:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
“Subhanallah wal hamdulillah wa  laa ilaha illallah wallahu akbar. Allahummaghfirlii war hamnii (Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku).” Namun ingat sekali lagi, bacaannya tidak dibatasi dengan bacaan ini saja. Boleh juga membaca bacaan lainnya asalkan di dalamnya berisi pujian pada Allah Ta’ala.
4.  Setelah selesai melakukan takbir ketujuh, dilanjutkan membaca ta’awwudz, surat Al Fatihah dan surat-surat yang disunahkan; seperti surat Qaf atau Al A’la pada raka’at pertama, dan surat Al Qamar atau surat Al Ghasyiyah pada raka’at kedua.
5.  Selesai melaksanakan shalat, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-aba dimulainya khutbah, disusul dengan membaca shalawat sambil menyerahkan tongkat. Redaksinya semisal:
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، إِعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذاَ، يَوْمُ عِيْدِ الْفِطْرِ / اْلأَضْحٰى، وَيَوْمُ السُّرُوْرِ، وَيَوْمُ الْمَغْفُوْر، يَوْمُ أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، إِذَا صَعِدَ الْخَطِيْبُ عَلَى الْمِنْبَرِ، أَنْصِتُوْا أَثَابَكُمُ اللهُ، وَاسْمَعُوْا أَجَارَكُمُ اللهُ، وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ. اللّـٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اللّـٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ، اللّـٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
6.  Setelah itu, khotib menuju mimbar khutbah.
7.  Kemudian muraqi membaca do’a:
اَللّـٰهُمَّ قَوِّ اْلإِسْـلاَمَ، مِنَ الْمُسْـلِمِيْنَ وَالْمُسْـلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنِ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَيَسِّرْهُمْ عَلىٰ إِقَامَةِ الدِّيْنِ، وَاخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ، وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
8.  Selesai do’a, khotib mengucapkan salam kemudian duduk.
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
9.  Lalu, muraqi membaca takbir sebanyak tiga kali:
اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أََكْبَرْ، لآَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ وَ ِللهِ الْحَمْد 3 ×
10. Kemudian, khotib melaksanakan khutbah pertama. Selesai khutbah, khotib duduk sejenak, disusul muraqi membaca shalawat:
اَللّـٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
11. Selesai duduk, khotib melanjutkan dengan khutbah kedua sampai selesai.

2.     SHALAT TARAWIH

Ø PENGERTIAN
Shalat Tarawih (kadang-kadang disebut teraweh atau taraweh) adalah salat sunnat yang dilakukan khusus hanya pada bulan ramadan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’ dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat". Fakta menarik salat ini ialah bahwa Rasulullah hanya pernah melakukannya secara berjamaah dalam 3 kali kesempatan. Disebutkan bahwa Rasulullah kemudian tidak melanjutkan pada malam-malam berikutnya karena takut hal itu akan menjadi diwajibkan kepada ummat muslim.
Ø HUKUM SHALAT TARAWIH
Hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad.
Ø DALIL SUNNAH-NYA SHALAT TARAWIH
Hadits sahih riwayat Bukhari & Muslim (muttafaq alaih)
من قام رمضان إيماناً واحتساباً غُفر له ما تقدم من ذنبه 
Artinya: Barangsiapa menegakkan Ramadhan dalam keadaan beriman dan mengharap balasan dari Allah k, niscaya diampuni dosa yang telah lalu.
Ø  BILANGAN RAKAAT SHALAT TARAWIH
ü  Delapan rakaat ditambah Witir
ü  Dua puluh rakaat ditambah Witir
ü  Tiga puluh enam rakaat ditambah Witir

Ø  NIAT SHALAT TARAWIH
َأُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُومًا/إِمَامًا للهِ تَعَالَى
"Ushalli sunnatat taraawiihi rak'ataini (ma'muman/imaaman) lillahi ta'aalaa."
Artinya: " Aku niat Salat Tarawih dua rakaat (menjadi makmum/ imam) karena Allah Ta'ala"
ATAU
َأُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالَى
"Usholli sunnatattarowihi rok'ataini lillahi ta'ala"
Artinya: " Aku niat Salat Tarawih dua rakaat karena Allah Ta'ala"

Ø  PELAKSANAAN SHALAT TARAWIH
a. Waktu pelaksanaannya setelah shalat isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang waktu subuh).
b. Diutamakan secara berjamaah tetapi boleh juga dilaksanakan sendirian (munfarid)
c. Lebih utama setiap dua rakaat salam. Namun, apabila dilaksanakan empat rakaat tidak perlu ada tasyahud awal supaya tidak menyerupai shalat fardu.

Ø  DOA SETELAH SHALAT TARAWIH

اَللَّهُمَّ اجْعَلْناَ بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنْ، وَلِلْفَرَآئِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكاَةِفَاعِلِيْنَ، وَلَمَاعِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِى الْأَخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَآءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَآءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَآءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَآءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَآئِرِيْنَ، وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَاِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَمِنْ حُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آَكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفَّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَاَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مَنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ، وَحَسُنَ أُوْلَئِكَ رَفِيْقًا، ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هَذَا الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَآءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَآءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَآاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Artinya: Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang melaksanakan kewajiban- kewajiban terhadap-Mu, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akherat , yang ridha dengan ketentuan, yang ber¬syukur atas nikmat yang diberikan, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, sampai kepada telaga (yakni telaga Nabi Muhammad) yang masuk ke dalam surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah de¬ngan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu yang murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini tergolong orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya, Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas penghulu kita Muhammad, keluarga beliau dan shahabat beliau semuanya, berkat rahmat-Mu, oh Tuhan, Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

3.  SHALAT WITIR

Ø  PENGERTIAN
Secara bahasa witir berarti ganjil. Sehingga shalat witir adalah shalat yang jumlah bilangan rakaatnya ganjil. Paling sedikit satu rakaat dan paling banyak 11 rakaat. Shalat witir tidak hanya dilakukan setelah shalat tarawih di bulan Ramadhan. Namun, pada malam hari di luar bulan Ramadhan umat Islam pun dianjurkan untuk melaksanakan shalat witir sebagai penutup shalat-shalat sunah malam hari.

Ø  HUKUM SHALAT WITIR
Hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad.

Ø  NIAT SHALAT WITIR
ü  Shalat witir I
Jadi Imam:
أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ اِمَامًا للهِ تَعَال
Jadi makmum:
أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَال
Artinya: Saya berniat shalat sunnah witir dua rakaat jadi imam/makmum karena Allah Ta’ala.
ü  Shalat witir II
Jadi Imam:
أُصَلِّي سُنَّةً الْوِتْرِ رَكْعَةَ اِمَامًا للهِ تَعَالى
Jadi makmum: أُصَلِّي سُنَّةً الْوِتْرِ رَكْعَةَ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالى
Artinya: Saya berniat shalat sunnah witir satu rakaat jadi imam/makmum karena Allah Ta’ala.

Ø  PELAKSANAAN SHALAT WITIR
a. waktunya pada malam hari setelah shalat isya’
b. dilaksanakan secara berjamaah atau sendirian (munfarid)
c. jumlah rakaatnya ganjil Dalam pelaksanaannya ada dua macam niat, yakni niat untuk shalat 2 rakaat dan ditutup dengan niat untuk shalat 1 rakaat.

Ø  DOA SHALAT WITIR
Disunahkan setelah shalat witir sesuai dengan hadis riwayat Abu Dawud dan Imam Turmuzi untuk membaca
سُبْحَانَ اْلمَلِكِ اْلقُدُّوْس Sebanyak tiga kali. Pada kali yang ketiga dibaca dengan suara yang lebih besar. Selanjutnya dibaca :
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ برِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Atau bila ingin membaca doa yang lebih panjang setelah membaca سبحان الملك القدوس kemudian dilanjutkan dengan membaca :
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ جَلَّلْتَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ بِاْلعِزَّةِ وَاْلجَبَرُوْتِ وَتَعَزَّزْتَ بِاْلقُدْرَةِ وَقَهَّرْتَ اْلعِبَادَ بِاْلمَوْتِ
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ برِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ لَا إلَهَ إلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَفِي كُلِّ لَحْظَةٍ اَبَدًا عَدَدَ خَلْقِكَ وَرِضَى نَفْسِكَ وَزِنَةَ عَرْشِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ
4.SHALAT SUNAH GERHANA (MATAHARI  DAN BULAN)
Ø  PENGERTIAN
Shalat sunah Gerhana adalah shalat sunah yang di lakukan saat terjadi gerhana, baik gerhana matahari (Kusuf) ataupun gerhana bulan (Khusuf). Shalat sunah Gerhana termasuk shalat sunah Muakkadah, shalat sunah gerhana di lakukan dengan bilangan rakaat seperti rakaat sebelum terjadi gerhana, jika gerhana itu terjadi sesudah dhuhur dan sebelum Ashar, maka di kerjakan empat rakaat seperti shalat Ashar, dan dan sebelum shalat Maghrib maka shalat sunah Gerhana di lakukan sebanyak empat rakaat mengikuti shalat Ashar, begitu seterusnya. Dalam shalat gerhana mata hari yang terjadi pada waktu siang, bacaan tersebut dengan suara perlahan, tetapi dalam shalat gerhana bulan yang terjadi pada waktu malam, bacaan tersebut dengan suara keras atau nyaring.

Ø  TATA CARA
1.      Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau shallallahu ’alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.
a.       Shalat Sunah Gerhana Bulan
USHALLI SUNNATA LIKHUSUUFIIL GAMARI RAK'ATAINI LILLAHI TA'ALA, ALLAAHU AKBAR.
Artinya : Aku berniat shalat sunah gerhana rembulan dua rakaat karena Allah Ta'ala Allah Maha Besar.

b.      Niat Shalat Gerhana Matahari.
USHALLI SUNNATA LIKHUSUFI SYAMSI RA'ATAINI LILLAHI TA'ALA, ALLAAHU AKBAR.
Artinya : Aku berniat shalat sunah gerhana matahari dua rakaat karena Allah Ta'ala Allah Maha Besar

2.      Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
 جَهَرَ النَّبِىُّصلى الله عليه وسلمفِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.”(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
3.      Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan
 ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
4.      Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
5.      Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
6.      Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
7.      Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
8.      Salam.
9.      Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak.

4.     SHALAT SUNAH ISTISQO
Ø  PENGERTIAN
Istisqo secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara istilah yaitu meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan dengan cara tertentu ketika dibutuhkan hamba-Nya.Hukum shalat Istisqo adalah sunnah muakkadah bagi yang terkena musibah kelangkaan air untuk minum dan kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum muslimin lainnya yang masih mendapatkan air, sebagai bentuk ukhuwah dan tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

Ø  DALIL SHALAT ISTISQO
Allah SWT berfirman:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا(10)يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا(11)وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا(12)
Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, –sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun–,niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS. Nuh: 10-12)
Hadits Rasulullah SAW:
َعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( خَرَجَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مُتَوَاضِعًا, مُتَبَذِّلًا, مُتَخَشِّعًا, مُتَرَسِّلًا, مُتَضَرِّعًا, فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ, كَمَا يُصَلِّي فِي اَلْعِيدِ, لَمْ يَخْطُبْ خُطْبَتَكُمْ هَذِهِرَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَأَبُو عَوَانَةَ, وَابْنُ حِبَّانَ
Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa kepada Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini.

Riwayat Imam Lima dan dinilai shahih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.
عن أَنَسِ بْنَ مَالِكٍ يَذْكُرُ أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مِنْ بَابٍ كَانَ وِجَاهَ الْمِنْبَرِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْمَوَاشِي وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُغِيثُنَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا قَالَ أَنَسُ وَلاَ وَاللَّهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ مِنْ سَحَابٍ وَلاَ قَزَعَةً وَلاَ شَيْئًا وَمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ سَلْعٍ مِنْ بَيْتٍ وَلاَ دَارٍ قَالَ فَطَلَعَتْ مِنْ وَرَائِهِ سَحَابَةٌ مِثْلُ التُّرْسِ فَلَمَّا تَوَسَّطَتْ السَّمَاءَ انْتَشَرَتْ ثُمَّ أَمْطَرَتْ قَالَ وَاللَّهِ مَا رَأَيْنَا الشَّمْسَ سِتًّا ثُمَّ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ ذَلِكَ الْبَابِ فِي الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَهُ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُمْسِكْهَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالْآجَامِ وَالظِّرَابِ وَالْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ  ( البخاري )
Dari Anas bin Malik RA menyebutkan bahwa ada seorang lelaki pada hari Jum’at masuk dari pintu menuju mimbar. Sedang Rasulullah SAW berkhutbah. Dia menemui rasul SAW sambil berdiri dan berkata: wahai Rasulullah SAW telah musnah binatang ternak dan sumber mata air sudah tidak mengalir. Mohonlah pada Allah agar menurunkan air untuk kami. Berkata Anas: Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangan ke langit dan berdoa: Ya Allah turunkan bagi kami hujan 3x. Berkata Anas RA Demi Allah pada saat kami tidak melihat di langit mendung, gumpalan awan atau apapun. Dan sebelumnya di antara rumah kami dan gunung tidak ada penghalang untuk melihatnya”. Berkata Anas RA, “Maka muncullah di belakangnya mendung seperti lingkaran. Dan ketika sampai di tengah, menyebar dan turunlah hujan.” Anas RA berkata: “Maka kami tidak melihat matahari selama enam hari”. Kemudian muncul lagi lelaki tersebut dari arah pintu yang sama pada Jum’at sesudahnya dan Rasul SAW sedang khutbah. Dia menghadap Rasul saw sambil berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah SAW harta-harta hancur dan sungai-sungai penuh, berdoalah kepada Allah agar menghentikannya. Maka Rasulullah SAW mengangkat tangan dan  berdoa Ya Allah berilah hujan sekeliling kami bukan  adzab bagi kami, jatuh pada tanah, gunung-gunung, pegunungan, bukit-bukit, danau- danau dan tempat tumbuh pepohonan” (HR. Bukhari)

Ø  Macam-Macam Istisqo
a.Istisqo yang paling ringan, yaitu doa tanpa shalat dan tidak juga setelah shalat di masjid atau selain masjid, sendiri atau jamaah. Dan sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang shalih.
b.Istisqo pertengahan, yaitu doa setelah shalat Jum’at atau shalat lainnya, ketika khutbah Jum’at atau khutbah yang lain.
c.Istisqo yang paling utama adalah Istisqo dengan di dahului shalat dua rakaat dan dua khutbah. Dilakukan oleh muslim, baik musafir atau muqim, penduduk kampung atau kota.

Ø  Waktu Istisqo
Jika hanya doa, maka dapat dilakukan kapan saja, dan lebih baik jika dilakukan saat khutbah Jum’at. Jika doa dan shalat maka dapat dilakukan kapan saja, tetapi jangan dilakukan pada waktu yang dimakruhkan shalat. Waktu yang utama adalah pada waktu Dhuha sampai Zhuhur sebagaimana shalat Id.

Ø  Tempat Shalat Istisqo
Shalat Istisqo  dapat dilakukan di masjid atau di luar masjid

Ø  Adab sebelum shalat Istisqo
1.      Memperbanyak  istighfar dan taubat di hari-hari sebelumnya
2.      Menghindari perbuatan zhalim dan mengembalikan hak-hak orang yang terzhalimi
3.      Didahului dengan berpuasa tiga hari
4.      Hari pelaksanaan dianjurkan puasa.
5.      Memperbanyak sedekah.
6.      Sebelum pelaksanaan, disunnahkan melakukan thaharah seperti, mandi, bersiwak, menjauhkan perhiasan dan wangi-wangian, memakai baju yang sederhana.
7.      Berangkat ke tempat dalam keadaan tawadhu, khusyu’, berharap pada Allah.

Ø  Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqo
1.      Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat ‘Ied, rakaat pertama takbir tujuh kali dan kedua lima kali. Ibnu Abbas berkata:” lakukan pada Istisqo seperti pada waktu ‘Ied”.
2.      Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A’la dan rakaat kedua surat Al-Ghasiyah
3.      Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
4.      Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.
5.      Dianjurkan doa Istisqo dibacakan oleh Ahli Bait dan orang shalih
6.      Bertawasul dengan amal shalih
7.      Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan membalikkan selendang atau sorbannya.
8.      Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.
9.      Dianjurkan membawa binatang ternak.

Ø  Doa Istisqo
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ, اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ, مَالِكِ يَوْمِ اَلدِّينِ, لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ, اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَللَّهُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ اَلْغَنِيُّ وَنَحْنُ اَلْفُقَرَاءُ, أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ, وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ
اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا, اللَّهُمَّ اسْقِنا غَيْثاً مُغِيثاً هَنِيئاً مَرِيئاً غَدَقاً مُجَلِّلاً  سَحّاً عامّاً طَبَقاً دَائِماً؛ اللَّهُمَّ على الظِّرَابِ وَمَنابِتِ الشَّجَرِ، وَبُطُونِ الأوْدِيَةِ؛ اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفّاراً، فأرْسلِ السَّماءَ عَلَيْنا مِدْرَاراً؛ اللَّهُمَّ اسْقِنا الغَيْثَ وَلا تَجْعَلْنا مِنَ القَانِطِينَ. اللهم إنَّ بِالعِبادِ والبِلادِ والبهائم  والخلق من اللأواء والجهد والضنك ما لا نشكوه إلا إليك.  اللَّهُمَّ أنْبِتْ لَنا الزَّرْعَ، وَأدِرَّ لَنا الضَّرْعَ، وَاسْقِنا مِنْ بَرَكاتِ السَّماءِ، وأنْبِتْ لَنا مِنْ بَرَكاتِ الأرْضِ؛ اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الجَهْدَ وَالجُوعَ والعُرْيَ، واكْشِفْ عَنَّا مِنَ البَلاءِ ما لا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
اللهم اسقنا الغيثَ وانصرنا على الأعداء. اللهم أنت أمرتنا بدعائك ووعدتنا إجابتك، وقد دعوناك كما أمرتنا فأجبنا كما وعدتنا، اللهم امنن علينا بمغفرة ما قارفنا،  وإجابتك في سقيانا، وسعة رزقنا.

Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang merajai hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah yang melakukan apa yang Ia kehendaki, ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Mahakaya dan kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang lama.
Ya Allah, turunkan bagi kami hujan 3x, Ya Allah, turunkan bagi kami hujan   yang menyuburkan, menyejahterakan, bermanfaat, mengalir dari atas ke bawah merata, dan terus-menerus kebaikannya bagi negeri dan penghuninya. Ya Allah pada pegunungan, sawah ladang dan danau-danau. Ya Allah kami beristighfar kepada-Mu, sesungguhnya Engkau penerima ampun, turunkan kepada hujan dari langit yang terus menerus memberikan kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa. Ya Allah negeri dan penduduknya mengalami kesulitan, kesengsaraan, kesempitan dan kami tidak mengadu kecuali kepada-Mu. Ya Allah tumbuhkanlah bagi kami tanaman, suburkanlah susu-sus ternak kami, turunkanlah hujan dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah tanaman dari keberkahan bumi. Ya Allah angkatlah dari kami kesusahan, kelaparan, dan terbukanya aurat, singkapkan dari kami musibah dan tidak ada yang dapat menyingkapkannya kecuali Engkau
Ya Allah turunkanlah hujan dan tolonglah kami atas musuh. Ya Allah Engkau telah memerintahkan kami untuk berdoa, dan berjanji untuk mengabulkan. Dan kami telah berdoa sebagaimana engkau perintahkan, maka kabulkanlah sebagaimana Engkau telah janjikan. Ya Allah berikanlah anugerah ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan kabulkan hujan untuk kami dan kelapangan rezeki.

Ø  Doa Ketika Hujan Telah Turun

اللّهُمَّ اجْعَلهُ صَيِّبَاً هَنِيئاً نافعاً. اللهم حوالينا ولا علينا.ويقولون: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ
Ya Allah jadikan hujan yang menyejahterakan dan bermanfaat. Ya Allah turunkan di sekeliling kami bukan adzab bagi kami. Dan jamaah mengucapkan:” Hujan turun dengan karunia dan rahmat Allah.

6.     SHALAT JENAZAH
Ø  PENGERTIAN
Shalat Jenazah termasuk dari macam-macam shalat-shalat sunnah, shalat jenazah dilakukan umat islam jika ada seseorang (muslim) lainnya yang meninggal dunia. Hukum Shalat Jenazah adalah "Fardhu Kifayah" artinya jika tidak ada yang menshalati jenazah yang masih hidup semuanya berdosa.

Ø  SYARAT
Shalat jenazah sama halnya dengan shalat Fardhu/Sunnah yaitu dalam hal diwajibkan menutupi aurat, suci dari hadats besar/kecil, suci badan, suci pakaian dan tempatnya dan harus menghadap kiblat.
Jenazah harus sudah dimandikan/disucikan dan dikafankan, jenazah diletakan sebelah kiblat/didepan orang yang menshalatkan, kecuali kalaushalat dilakukan di kubur/shalat ghaib.
Ø  RUKUN DAN TATA CARA
Shalat jenazah berbeda dengan shalat fardhu/sunnah, shalat jenazah tidak dengan adzan/iqamat, ruku', sujud, i'tidal dan tahiyyat. Shalat jenazah dilakukan hanya dengan empat takbir dan dua salam dilakukan dalam keadaan berdiri.

Cara-cara shalat jenazah :
a.  Niat
Shalat jenazah sama seperti shalat fardhu/sunnah harus diawali dengan niat, tidak sah shalat seseorang jika tidak diawali dengan niat. dan niatnya adalah semata-mata hanya untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.
Niat untuk jenazah laki-laki :
"Ushalli 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati lillaahi ta'aalaa"
Artinya : Saya niat shalat atas mayyit (laki-laki) ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah SWT.

Niat untuk jenazah perempuan : 
 "Ushalli 'alaa haadzihil maytati arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati lillaahi ta'aalaa" 
Artinya : Saya niat shalat atas mayyit (perempuan) ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah SWT.
b.  Takbiratul ihram (Allaahu Akbar) / Takbir pertama
Setelah takbiratul ihram (Allahu Akbar) / takbir pertama diteruskan membaca Surat Al-Fatihah sampai dengan selesai.
c.  Takbiratul ihram (Allaahu Akbar) / Takbir kedua
Setelah takbiratul ihram (Allahu Akbar) / takbir kedua diteruskan dengan membaca Shalawat atas Nabi Muhammad SAW.:
"Allahumma shalli 'alaa muhammad, wa 'alaa ali muhammad"
Artinya : "Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW., beserta keluarganya".
d.  Takbiratul ihram (Allaahu Akbar) / Takbir ketiga
Setelah takbiratul ihram (Allahu Akbar) / takbir ketiga diteruskan membaca Do'a :
 "Allaahummaghfir lahu (haa) warhamhu (haa) wa'aafihii (haa) wa'fu 'anhu (haa)".
Artinya : " Ya Allah, ampunilah dia, kasianilah dia sejahterakanlah dia dan ampunilah segala dosa dan kesalahannya".
e.  Takbiratul ihram (Allaahu Akbar) / Takbir keempat
Setelah takbiratul ihram (Allahu Akbar) / takbir keempat diteruskan membaca Do'a
" Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu (haa) walaa taftinaa ba'dahu (haa) waghfir lanaa wa lahu (haa)".
f.  Mengucapkan Salam
Terakhir mengucapkan slam sambil menengokkan muka kekanan dan kekiri dengan bacaan :            "Assalaamu 'alaikum wa rahmatul laahi wa barakaatuh"            
Artinya : "Keselamatan, Rahmat dan Berkat Allah SWT., semoga tetap pada kamu sekalian".
2.4           SHALAT SUNAH MUNFARID
Shalat sunah munfarid adalah shalat yang dilakukan sendirian, tidak ada imam maupun makmum. Shalat sunah munfarid sebenarnya bias dikerjakan secara berjamaah, tetapi lebih dianjurkan untuk dikrjakan sendiri.


1.SHALAT RAWATIB
Ø  PENGERTIAN

Shalat sunnah rawatib ada dua macam yaitu (a) qabliyyah (قبلية) yaitu shalat sunnah yang dilakukan sebelum shalat fardhu; dan (b) ba'diyyah (بعدية) yaitu shalat sunnah yang dilakukan setelah shalat fardhu.



 
Secara etimologis (لغة) kata rawatib (رواتب) berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari kata ratibah (راتبة) yang bermakna tetap atau abadi. Secara terminologi shalat sunnah rawatib adalah shalat yang dilakukan beriringan dengan shalat fardhu dan dilakukan sebelum atau sesudah shalat fardhu.








Ø  KEUTAMAAN FADILAH MELAKSANAKAN SHALAT RAWATIB
- Hadits riwayat Bukhari

سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ما من عبد مسلم يصلي لله كل يوم ثنتي عشرة ركعة تطوعا غير فريضة إلا بنى الله له بيتا في الجنة
Nabi bersabda: Tidak ada seorang hamba yang shalat sunnah setiap hari sebanyak 12 rakaat kecuali Allah membangun untuknya sebuah rumah di surga.

- Hadits sahih riwayat Muslim
مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الجَنَّةِ
Artinya: Barang siapa yang shalat 12 rokaat sehari semalam maka dibangun baginya rumah di surga.
- Hadits sahih riwayat Bukhari Muslim (muttafaq alaih)dari Ibnu Umar

صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ الله صلى الله عليه وسلم رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الجُمُعَةِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ العِشَاءِ
Artinya: Saya pernah shalat bersama Rasul dua rakaat sebelum dzuhur, 2 rakaat setelah dzuhur, 2 raka'at setelah Jum'at, 2 rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya'.

Ø  WAKTU PELAKSANAAN SHALAT RAWATIB

Ada 5 (lima) waktu shalat sunnah rawatib dengan total 12 raka'at 6 raka'at ba'diyyah dan 6 raka'at qabliyyah dengan rincian sebagai berikut:

1. Dua raka'at sebelum shalat subuh.
2. Empat roka'at sebelum shalat dhuhur (dilakukan dua rakaat-dua rakaat atau 2x salam)
3. Dua roka'at setelah shalat dhuhur.
4. Dua roka'at setelah shalat maghrib.
5. Dua raka'at setelah shalat isya'.

Ø NIAT SHALAT RAWATIB

1. Sebelum subuh:
أُصَلِي قَبْلِيَّةَ الصُبْحِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
Artinya: Niat shalat sunnah qobliyyah subuh dua rakaat karena Allah.

2. Sebelum dzuhur:
أُصَلِي قَبْلِيَّةَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
Artinya: Niat shalat sunnah qobliyyah dzuhur dua rakaat karena Allah.

3. Setelah shalat dzuhur:
أُصَلِي بَعْدِبّةَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah dzuhur dua rakaat karena Allah.
4. Setelah shalat maghrib:
أُصَلِي بَعْدِبّةَ الَمغْرِب رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah maghrib dua rakaat karena Allah.

5. Setelah shalat isya':

أُصَلِي بَعْدِبّةَ الِعشَاء رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah isya' dua rakaat karena Allah. 
Ø BACAAN SHALAT RAWATIB

1. Rakaat pertama membaca Al-Fatihah dan surat Al-Kafirun
 (قل يايها الكافرون).
2. Rakaat kedua membaca Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas (قل هو الله أحد).

2. SHALAT TAHIYATUL MASJID

Ø  PENGERTIAN
Secara bahasa tahiyatul masjid berarti menghormati masjid. Sedangkan ‎shalat tahiyatul masjid adalah shalat dua rakaat yang dilaksanakan sesaat setelah ‎kita memasuki masjid. ‎
Ø  HUKUM 
Hukum melaksanakannya adalah sunah, sebagaimana hadis Rasulullah ‎SAW :‎
عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ‏e‏  إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلاَيَجْلِسْ حَتّى يُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ (رواه البخارى ومسلم)‏
Artinya :“Dari Abu Qatadah, Rasulullah SAW bersabda : apabila salah seorang ‎di antara kamu masuk ke masjid maka janganlah duduk sebelum shalat (tahiyat ‎masjid) dua rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)‎.

Ø  TATA CARA PELAKSANAAN
a.       Jumlah rakaatnya hanya 2 rakaat.‎
b.      Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).‎
c.       Waktunya setiap saat memasuki masjid, baik untuk melaksanakan shalat ‎fardu maupun ketika akan beri’tikaf
Ø  PANDUAN PRAKTEK  
1.‎ Berniat shalat Tahiyatul Masjid
أُصَلِّي سُنَّةً تَحِيَّةَ الْمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالى
‎     “Saya berniat shalat tahiyat masjid dua rakaat karena Allah Ta’ala.”‎
‎2.‎ Takbiratul ihram
‎3.‎ Shalat dua rakaat seperti biasa.‎
‎            4.‎ Salam.‎

3. SHALAT TAHAJUD

Ø  PENGERTIAN
Shalat tahajud adalah shalat sunnah yang sering dilakukan di malam hari setelah shalat isya’ dan setelah tidur walau hanya sebentar. Jumlah shalatnya paling sedikit dua raka’at, sedang banyaknya tidak ada batasan.  Artikel di bawah membahas tata cara pelaksanaan shalat tahajud secara detail.
Bagi orang yang biasa shalat tahajud, kemudian tidak bangun pada malam hari sehingga tidak melakukan shalat tahajud, maka disunnahkan untuk mengqodho-nya di siang hari sebelum dhuhur. 



Ø  NIAT SHALAT TAHAJUD
أُصَلِّي سُنّةَ التَهَجُدِ رَكْعَتَيْنِ ِللَهِ تَعَاليَ
Artinya: Aku niat shalat sunnah tahajud dua raka’at karena Allah ta’ala.

Ø  TATA CARA DAN BACAAN SHALAT TAHAJUD
1. Setelah takbirotul ihram (takbir pertama), baca surat Al Fatihah dan setelah itu disunnahkan membaca surat Al-Kafirun (Qul Ya Ayyuhal Kafirun.. dst)
2. Raka’at kedua membaca Al Fatihah dan surat Al Ikhlas.
3. Waktu ruku’ membaca Subhana Rabbiyal Adzimi Wabihamdih 3x.
4. Waktu sujud membaca Subhana Rabbiyal A’la Wabihamdih 3x.
5. Setelah tahiyyat dan salam membaca do’a di bawah.

Ø  BACAAN DOA SETELAH SHALAT TAHAJUD
بِسْمِ اللهِ الرَحْمن ِالرَحيم اَلَلهُم لكَ الحَمْدُ أنتَ قَيِّمُ السَمَواتِ وَالأرِض ومَنْ ِفيهِنَ ولَكَ الحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَمَواتِ وَالأرِض ومَن فَيهنَ ولَكَ الحمدُ أنت الحقُ وَوَعْدُكَ الحقُ ولِقاءُكَ حَقٌ وقَولُكَ حَقٌ والجنةُ حقٌ والنارُ حَقٌ والنَبَيونَ حقٌ ومحمدٌ صلي الله عليه وسلم حَقٌ والسَاعَةُ حَقٌ اللهم لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ أَمَنْتُ وَعَليكَ تَوَكَلتُ وَإلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَلَكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْليِ مَا قَدَّمْتُ وما أَخَّرْتُ وما أَسْرَرْتُ وَما أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُبِهِ مِنيِ أَنْتَ الُمقَدِّمُ  وَأَنْتَ الُمؤَخِّرُ لَاإلَهَ إلا أَنْتَ وَلاَ حَوْلَ وَلا قُوّةَ إلا بالله
Bismillahirrohmanirrohim, Allahumma lakal hamdu anta qoyyimussamawati walardli wamanfihinna walakal hamdu anta hurussamawati walardli waman fihinna walakal hamdu antal haqqu wawa’dukal haqqu waliqoukal haqqu waqoulukal haqqu waljannatu haqqun wannaru haqqun wannabiyyuna haqqun wa Muhammadun SAW haqqun wassa’atu haqqun. Allahumma laka aslamtu wabika amantu wa’alaika tawakkaltu wailaika anabtu wabika khoshomtu walaka hakamtu faghfirli ma qoddamtu wama akhortu wama asrortu wama a’lantu wama anta a’lamu bihi minni antal muqoddimu wa antal muakhiru lailahailla anta wa la haula wala quwwata illa billah.

Ø  BACAAN DOA SAAT SUJUD SHALAT TAHAJUD
الَلهُمَّ اجْعَلْ فيِ قَلْبِي نُوْرًا وَفي سَمْعِي نُوْرًا وَفِي بَصَرِي نُوْرًا وَعَنْ يَميِني نُوْرًا وَتَحتِي نُوْرًا وَاجْعَلْنِي نُوْرًا
Allahummaj’al fi qolbi nuron wa fi sam’i nuron wa fi bashori nuron wa’an yamini nuron watahti nuron waj’alni nuron


Ø  WAKTU PELAKSANAAN SHALAT TAHAJUD
Waktu pelaksanaan shalat tahajud adalah mulai setelah isya’ sampai sepertiga akhir malam. Ulama membagi waktu shalat tahajud menjadi tiga, yaitu:
1. Sepertiga malam pertamam. Dari jam 19.00 sampai jam 22.00
2. Sepertiga malam kedua. Dari jam 22.00 sampai 01.00
3. Seperti malam ketiga. Dari jam 01.00 sampai masuknya waktu subuh

Ø  DALIL SUNNAH DAN KEUTAMAAN (FADHILAH) SHALAT TAHAJUD
1. Al Quran Surat Al Isra’ 17:79,
ومن الليل فتهجد به نافلة لك عسى أن يبعثك ربك مقاما محمودا
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
2. Hadits riwayat Bukhari dari Ibnu Abbas:
كَانَ النبُي صلى الله عليه وسلم إذا قام مِنَ الليل يَتَهَجَّدُ قال: اللهم لك الحمد أنت قيم السماوات والأرض
“Nabi kalau bangun malam selalu melakukan shalat tahajud dan membaca doa allahumma laka-l hamdu …dst.”
3. Al-Quran Surat Adz-Zariyat ayat 17 dan 18:
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“(orang-orang yang bertakwa)… Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.”
4. Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (bulan Muharram). Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.”
5. Hadits riwayat Muslim:
عن ابن عمر رضي الله عنهما أنه قال: قام رجل فقال يا رسول الله كيف صلاة الليل، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: صلاةُ اللَيل مَثْنَى مثنى
“Seorang laki-laki berdiri (di depan Nabi) dan bertanya, ‘Wahai Nabi, bagaimana cara shalat malam?’ Nabi menjawab, ‘Shalat malam itu dua (rakaat) dua (rakaat).”

4..SHALAT DHUHA

Ø  PENGERTIAN
Shalat dhuha adalah salah satu dari sekian macam shalat sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad untuk dilakukan selain shalat tahajud, shalat sunnah rawatib, shalat witir, dan lain-lain. Shalat dhuha dilakukan pada pagi hari. Dari naiknya matahari sekitar sepenggalah sampai sebelum masuk waktu dzuhur 

Ø  FADHILAH/KEUTAMAAN,SHALAT,DHUHA
Tujuan utama dalam melaksanakan shalat dhuha adalah ibadah mengikuti suri tauladan Nabi. Selain itu, ia merupakan amalan ibadah yang dapat memudahkan jalan bagi pelakunya. Terutama, dalam segi kelapangan memperoleh rizki.

Ø  DALIL SHALAT DHUHA

1. Hadits riwayat Muslim:
صلاة الأوَِّاِبين إذا رَمَضَت الفِصال من الضُحَي
Artinya: shalatnya orang yang bertaubat adalah saat anak unta terbakar (oleh panas matahari) di waktu pagi.

2. Hadits riwayat Ibnu Khuzaiman dan Hakim
لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب، وهي صلاة الأوابين
Artinya: Hanya orang yang bertaubat yang memelihara shalat dhuha karena shalat dhuha adalah shalatnya orang-orang yang bertobat.

3. Hadits riwayat Ashbahani
مَنْ صَلَّى الضُّحَى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ فِي دَهْرِهِ مَرَّةً وَاحِدَةً يَقْرَأُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ إحْدَى عَشْرَةَ مَرَّةً وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَآيَةَ الْكُرْسِيِّ عَشْرَ مَرَّاتٍ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَإِذَا تَشَهَّدَ سَلَّمَ وَاسْتَغْفَرَ سَبْعِينَ مَرَّةً وَسَبَّحَ سَبْعِينَ مَرَّةً سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ دَفَعَ اللَّهُ عَنْهُ شَرَّ أَهْلِ السَّمَاوَاتِ وَشَرَّ أَهْلِ الْأَرْضِ وَشَرَّ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ
Arti kesimpulan: shalat dhuha akan membentengi diri dari keburukan penghuni langit dan bumi dan gangguan manusia dan jin.(Hadits riwayat Asbahani dari Ibnu Abbas - lihat Hasyiah Al-Jamal)

Ø  WAKTU,SHALAT,DHUHA
Shalat dhuha dilaksanakan pada pagi sampai siang hari. Dari setelah matahari agak tinggi (irtifa' asy-Syamsi) sampai sebelum masuk waktu dzuhur. Adapun waktu terbaik adalah dengan mengakhirkan sampai waktu agak siang (panas). Kira-kira antara jam 8 sampai jam 10.

Ø  JUMLAH RAKAAT SHALAT DHUHA
Paling sedikit dua rakaat. Sedang paling banyak adalah delapan rokaat.
Berdasarkan hadits dari Abu Dzar berikut:

أن النبي صلى الله عليه وسلم دخل بيتها يوم فتح مكة وصلى ثماني ركعات، فلم أر صلاة قط أخف منها؛ غير أنه يتم الركوع والسجود
Artinya: Nabi Muhammad pada hari pembebasan Makkah (fathu Makkah) masuk ke rumahnya dan shalat delapan rakaat. Aku tidak pernah melihat shalat yang lebih ringan (lebih cepat) dari itu. Akan tetapi beliau tetap menyempurnakan ruku' dan sujud (hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim).

Namun, menurut kitab Ar-Raudhah, jumlah rakaat dhuha terbanyak adalah 12 rakaat.
Apabila melaksanakan shalat dhuha lebih dari dua rakaat, maka yang utama dilaksanakan dengan dipisah salam setiap dua rakaat berdasarkan hadits riwayat Ahmad dan lain-lain
صلاة الليل والنهار مثنى مثنى. Shalat malam atau siang (hendaknya dilakukan) dua rakaat dua rakaat.Namun boleh dilakukan delapan rakaat dengan satu kali salam.

Ø  NIAT SHALAT DHUHA
أُصَلِّي سُنَّةَ الضُحَي رَكْعَتَين ِللهِ تَعَاليَ
Saya niat shalat dhuha dua rakaat karena Allah. 

Ø  BACAAN SHALAT DHUHA 
Bacaan saat shalat dhuha sama dengan shalat lain. Yaitu, surat al-fatihah dan surat pendek.
1. Surat Al-Fatihah (wajib).
2. Surat pendek (sunnah/tidak wajib)
3. 
Tahiyat (tasyahud) saat duduk rakaat terakhir.

Bacaan Quran selain Al-Fatihah yang paling dianjurkan adalah: Surat Al-Kafirun pada rakaat pertama dan Al-Ikhlas pada rakaat kedua. Selain itu, sunnah juga membaca surat As-Syams dan Ad-Dhuha
Ø DOA SHALAT DHUHA

Menurut keterangan dalam kitab
فتوحات الوهاب بتوضيح شرح منهج الطلاب المعروف بحاشية الجمل doa yang disunnahkan untuk dibaca setelah shalat dhuha adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إنَّ الضُّحَى ضَحَاؤُك وَالْبَهَا بَهَاؤُك وَالْجَمَالُ جَمَالُك وَالْقُوَّةُ قُوَّتُك وَالْقُدْرَةُ قُدْرَتُك وَالْعِصْمَةُ عِصْمَتُك اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضَحَائِكَ وَبِهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك وَقُدْرَتِك آتِنِي مَا آتَيْت عِبَادَك الصَّالِحِينَ

Ø  HUKUM,SHALAT,DHUHA,BERJAMAAH

Ada sebagian umat Islam yang suka melaksanakan shalat dhuha secara berjamaah. Adapun hukumnya adalah boleh dan tidak makruh tapi juga tidak sunnah. Akan tetapi lebih utama dilakukan sendirian

5..SHALAT ISTIKHAROH
Ø  PENGERTIAN
Shalat Istikharah adalah Shalat yang dilakukan untuk mencari kebenaran / kebaikan dari dua urusan. Shalat istikharah dianjurkan melaksanakannya untuk segala urusan bersifat mubah seperti menikah, perdagangan, dan perjalanan (safar). shalat istikharah umumnya dilaksanakan pada sepertiga malam, namun pada dasarnya shalat istikharah dapat dilaksanakan pada waktu kapanpun jika pelaksanaan shalat istikharah sudah dihadapkan dengan urusan yang sudah mendesak.
Adapun urusan yang bersifat wajib, bukan menjadi domain shalat istikharah karena ketentuan kewajiban sudah jelas dan bukan pilihan. Demikian pula urusan yang diharamkan tidak diperkenankan melaksanakan shalat istikharah, karena terhalang oleh hukum syariat.
Shalat istikharah sesuai hadist yang diriwayatkan oleh Jabir, Rasulullah bersabda :
اذا هم أحد كم بالأمر فليركع ركعتين ثم ليقل: أللهم… (رواه البخاري)
Ø  CARA PELAKSANAAN
a. Jumlah rakaatnya hanya 2 rakaat.
b. Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).
c. Waktunya pagi, siang, atau malam hari.

Ø  NIAT SHALAT ISTIKHAROH
أُصَلِّي سُنَّةَ اْلإِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْن لِلَّهِ تَعَال
Aku Niat Shalat Sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Rakaat pertama setelah membaca surat al-Fatihah membaca surah al-Kafirun. Dan rakaat kedua setelah al-Fatihah membaca surat al-Ikhlas. Lalu salam dan membaca doa shalat istikharah.
Ø  DOA SHALAT ISTIKHAROH
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ
“Ya Allah hamba memohon agar Tuhan memilihkan mana yang baik menurut Engkau Ya Allah. Dan hamba memohon Tuhan memberikan kepastian dengan ketentuan-Mu dan hamba memohon kemurahan Tuhan yang Besar lagi Agung karena sesungguhnya Tuhan yang Berkuasasedang hamba tidak tahu dan Tuhanlah yang amat mengetahui segala sesuatu yang masih tersembunyi. Ya Allah, jika Tuhan mengetahui, bahwa persoalan ini baik bagi hamba, dan baik pula akibatnya bagi hamba, maka berilah perkara ini kepada hamba, dan mudahkanlah ia bagi hamba, kemudian berikanlah keberkahan bagi hamba, dan penghidupan hamba, dan jika tidak baik  akibatnya bagi hamba, maka jauhkanlah ini dari hamba dan jauhkanlah hamba dari padanya. Dan berilah hamba orang yang rela atas anugrah-Mu.”

6. SHALAT HAJAT
Ø  PENGERTIAN
Shalat Hajat adalah shalat sunah yang dilakukan karena ada suatu hajat / keperluan, baik keperluan duniawi atau keperluan ukhrawi. Agar hajat di kabulkan Allah, banyak cara yang dilakukan diantaranya adalah berdoa dan shalat. Shalat Hajat merupakan cara yang lebih spesifik untuk memohon kepada Allah agar di kabulkan segala hajat, karena arti shalat secara bahasa adalah doa.Firman Allah : "Dan mintalah pertolonganlah ( kepada Allah ) dengan sabar dan shalat" ( Al Baqarah : 45 ).

Ø  CARA PELAKSANAAN
Shalat hajat tidak mempunyai waktu tertentu, asal pada waktu yang tidak dilarang, misalnya setelah shalat Ashar atau setelah shalat Shubuh. Shalat hajat dilaksanakan dengan Munfarid ( tidak berjamaah ) minimal dua rokaat dan maksimal dua belas rakaat. Jika dilaksanakan pada malam hari maka setiap dua rakaat sekali salam dan jika dilaksanakan pada siang hari maka boleh empat rakaat dengan sekali salam dan seterusnya. Sabda Nabi saw : "Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian shalat dua rakaat ( Shalat Hajat ) dan sempurna rakaatnya maka Allah berikan apa yang ia pinta cepat atau lambat" ( HR.Ahmad ).

1.   Niat shalat Hajat di dalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram
"Aku niat shalat sunah hajat karena Allah"
2.  Membaca doa Iftitah
3.  Membaca surat al Fatihah
4.  Membaca salah satu surat di dalam al quran. Afadhalnya, rokaat pertama membaca surat al Ikhlas dan rakaat kedua membaca ayat kursi ( surat al Baqarah : 255 ).
5. Ruku' sambil membaca Tasbih tiga kali
6. I'tidal sambil membaca bacaannya
7.  Sujud yang pertama sambil membaca Tasbih tiga kali
8. Duduk antara dua sujud sambil membaca bacaannya.
9.  Sujud yang kedua sambil membaca Tasbih tiga kali.
10. Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian  Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali.Jika dilaksakan empat rakaat dengan satu salam maka setelah dua rakaat langsung berdiri tanpa memakai Tasyahhud awal, kemudian lanjutkan rokaat ke tiga dan ke empat, lalu Tasyhhud akhir setelah selesai membaca salam dua kali.
11.Setelah selesai shalat Hajat bacalah zikir yang mudah dan berdoa sampaikan hajat yang kita inginkan kemudian mohon petunjuk kepada Allah agar tecapai segala hajatnya.  

7..SHALAT TASBIH

Ø  PENGERTIAN
Salat Tasbih merupakan salat Sunnah yang di dalamnya pelaku salat akan membaca kalimat tasbih (kalimat "Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar") sebanyak 300 kali (4 raka'at masing-masing 75 kali tasbih). Salat ini diajarkan Rasulullah SAW kepada pamannya yakni sayyidina Abbas bin Abdul Muthallib. Namun beberapa ulama berbeda pendapat tentang hal ini.

Ø  HIKMAH
Hikmah salat adalah dapat mencegah perbuatan keji dan kemungkaran, tentu saja dari salat tasbih yang dilakukan dengan hati yangikhlas diharapkan akan dapat pula seseorang yang melakukannya dicegah atau terjaga dari perbuata-perbuatan yang keji lagi mungkar.

Ø  NIAT SHALAT
Niat salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan di dalam hati dan tidak perlu dilafalkan, tidak terdapat riwayatyang menyatakan keharusan untuk melafalkan niat akan tetapi yang terpenting adalah dengan niat hanya mengharapkan Ridho AllahTa'ala semata dengan hati yang ikhlas dan khusyu.

Ø  CARA PELAKSANAAN
Salat tasbih dilakukan 4 raka'at (jika dikerjakan siang maka 4 raka'at dengan sekali salam, jika malam 4 raka'at dengan dua salam ) sebagaimana salat biasa dengan tambahan bacaan tasbih pada saat-saat berikut:

No.
Waktu
Jml. Tasbih
1
Setelah pembacaan surat al fatihah dan surat pendek saat berdiri
15 kali
2
Setelah tasbih ruku' (Subhana rabiyyal adzim...)
10 Kali
3
Setelah I'tidal
10 Kali
4
Setelah tasbih sujud pertama (Subhana rabiyyal a'la...)
10 Kali
5
Setelah duduk di antara dua sujud
10 Kali
6
Setelah tasbih sujud kedua (Subhana rabiyyal a'la...)
10 Kali
7
Setelah duduk istirahat sebelum berdiri (atau sebelum salam tergantung pada raka'at keberapa)
10 Kali
Jumlah total satu raka'at
75
Jumlah total empat raka'at
4 X 75
= 300 kali

8..SHALAT MUTLAK

Ø  PENGERTIAN
Shalat sunah yang boleh dikerjakan pada waktu kapan saja, kecuali waktuyang terlarang untuk mengerjakan shalat sunah. Jumlah rakaatnya tidak terbatas.Shalat sunah muthlaq yakni sunah yang tidak bersebab, bukan karena masuk masjid, bukankarena shalat qabliyah atau ba’diyah shalat fardhu, dan yang lainnya.Shalat ini semata-mata shalat sunah muthlaq, kapan pun dan di mana pun dapat dikerjakan,asal jangan waktu haram.

Ø  WAKTU YANG DIHARAMKAN
1. Waktu matahari sedang terbit hingga naik setombak/lembing.
2. Ketika matahari berada tepat di puncak ketinggiannya hingga tergelincirnya. Kecualipada hari Jumat ketika orang masuk masjid untuk mengerjakan shalat tahiyyatul-masjid.
3. Sesudah shalat asar sampai terbenam matahari.
4. Sesudah shalat subuh hingga terbit matahari agak tinggi.
5. Ketika matahari sedang terbenam sampai sempurna terbenamnya.

Ø  LAFAZH NIAT
Ushallii sunnatar rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar
 Artinya: “Aku niat shalat sunah dua raka’at karena Allah. Allaahu akbar.”


 Shalat sunah tidak terbatas, beberapa saja yang sanggup kita laksanakan, dan tiap-tiap duaraka’at satu salam

 




Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Sholat sunnah adalah ibadah sholat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW di luar sholat yang hukumnya wajib. Sholat sunnah dikerjakan guna mendekatkan diri kepada Allah SWT,  menyempurnakan sholat fardhu, bertaubat kepada Allah SWT agar hajatnya dikabulkan, meningkatkan derajat dan martabat serta menjernihkan akal pikiran setiap pelakunya.
Dasar pelaksanaan sholat sunnah sangat kuat dan mendasar. Sholat sunnah didasari oleh hadis dan sunah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Dalil tersebut yang kemudian dijabarkan oleh para ulama dan umara untuk disampaikan pada seluruh ummat muslim, baik itu jenis maupun tata cara pelaksanaannya yang sesuai dengan hadis dan sunnah.

Sholat sunnah terbagi menjadi 2 yaitu :
ü  Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witir dan salat sunah thawaf.






ü Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).

Dalam pengerjaannya, sholat sunnah dapat dilakukan secara berjamaah maupun munfarid, harus sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan serta pada waktu dan tempat yang afdhal.

3.2 Saran
Sholat sunnah akan mendapatkan pahala apabila di kerjakan, maka apabila kita ingin mendapatkan pahala tambahan di samping sholat wajib dapat di laksanakan dengan melakukan sholat sunnah, wallohu a’lam.


Daftar Pustaka

v  http://paismpn4skh.wordpress.com/2010/01/02/shalat-sunah-berjamaah-dan-munfarid/ http://s1.isla sunahmhouse.com/data/id/ih_articles/chain/Summary_of_the_Islamic_Fiqh_Tuwajre/03_Worship/02_Salah/id_salat_16a.pdf
v  http://orgawam.wordpress.com/2008/05/27/macam-macam-shalat-sunnah/
v  Ika Setyani. 2010. Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Swadaya Murni
v  Drs.H.Ali Rosyidi. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Tunas Melati





2 komentar: